Senin, 12 Maret 2012

padaido....indahnya pemandangan laut biak






PADAIDO....alam bawah laut
          Kepulauan Padaido merupakan gugusan pulau-pulau karang dengan 30 pulau yang berada di Samudera Pasifik pada sisi sebelah timur Pulau Biak. Gugusan pulau-pulau tersebut memiliki keindahan pantai dan berbagai jenis habitat seperti atol, karang tepi, dan goa-goa bawah laut (Pemda Biak, 2005). Kepulauan Padaido memiliki luas terumbu karang untuk reef flat sekitar 9.252,1 ha2 dan deep reef 328,2 ha.
        Beberapa penyelam internasional berpendapat bahwa kawasan pantai Padaido merupakan salah satu kawasan yang memiliki terumbu karang yang paling spektakuler di dunia. Maka dari itu, taman laut ini sangat cocok untuk petualangan menyelam dan snorkeling. Hanya membutuhkan waktu 1 jam dari pelabuhan Bosnik untuk mencapai kepulauan Padaido dengan menggunakan motor boat dan sekitar 3-4 jam menggunakan kano dayung. Pulau ini menawarkan berbagai daya tarik, gua bawah laut, dan terowongan untuk dijelajahi.
         Kepulauan Padaido adalah surga bagi anda yang suka diving atau snorkeling. Kepulauan Padaido memiliki taman laut yang luar biasa indah dan berkelas dunia. Pulau yang paling favorit diantaranya adalah pulau Ureb dan Mansurbabo. Pantai disana memiki pasir yang seputih kapas dan air yang jernih sehingga sinar matahari menembus ke dasar laut dan kita dapat melihat biota laut dari daratan.
            Selain memiliki keragaman hayati ekosistem koral terbesar di dunia, hal lain yang menarik para divers untuk tidak melewatkan menyelam di kepulauan Padaido adalah gua bawah lautnya yang menantang untuk dijelajahi. Selain itu dibawah laut kepulauan Padaido terdapat bangkai-bangkai kapal laut, pesawat terbang, dan tank yang karam. Besi-besi tua itu kini menjadi tempat hidup terumbu karang yang menjadi tumpuan seluruh kehidupan laut.
               Kawasan wisata bahari ini sangat ideal untuk kegiatan selam, wisata cruise. Program pengembangan wisata bahari di kepulauan padaido ini antara lain diversifikasi kegiataan nelayan dengan pengembangan wisata memancing menggunakan perahu tradisional nelayan, paket wisata selam di daerah kapal tenggelam sebagai alternative kegiatan Selma, serta pengembangan cruise regional dengan menggunakan kapal phinisi dan sea plane untuk menjangkau pulau-pulau kecil.
Untuk mencapai Kepulauan Padaido ini anda dapat menggunakan Speed Boat dari pelabuhan Bosnik selama kurang lebih satu jam atau perahu nelayan dengan waktu 3 hingga 4 jam perjalanan.

pulau supiori.....;)



supiori.....

Menjaga Negeri di Pantai Utara Biak dan Supiori, Papua


         Berapa kali Anda merasa begitu emosional berada di sebuah tempat? Cobalah habiskan waktu di pantai-pantai utara di Pulau Biak dan Pulau Supiori di Papua. Keindahannya tak lagi diragukan. Tapi, perasaan ketika berdiri di deretan pantai-pantai ini lah yang bikin beda.
          Pulau Biak dan Pulau Supiori adalah dua dari sembilan puluh dua pulau terluar Indonesia. Di bagian utara kedua pulau ini, terpampang dengan gagah Samudra Pasifik. Negara Filipina, Palau dan Papua Nugini adalah tiga negara yang berbatasan langsung dengan ujung timur-laut Indonesia ini. Tapi, laut lepas yang bebas diarungi kapal-kapal internasional lah yang menjadi tantangan tersendiri.
       Pagi hari, berkayak sambil menyaksikan matahari perlahan naik di ufuk timur Teluk Wabudori sungguh menyenangkan. Perairan teluk sangat tenang dengan kedalaman tak lebih dari dua meter. Cukup aman untuk dijelajahi bahkan tanpa pemandu sekalipun.

neh sunset d daerahku.....


Bagus kan pemandangannya......

monumen jepang



peninggalan jepang neh.....

         Biak Numfor dahulu merupakan basis militer dari Jepang, yang akhirnya dikuasai oleh Sekutu. Karena itu di beberapa daerah seperti di wilayah Biak Timur terdapat peninggalan sisa perang dunia II yang dikelola oleh Pemda dan dijadikan sebagai objek wisata. Lokasi wisata ini dapat ditemui di Pantai Parai berupa monumen PD II untuk memperingati tentara jepang yang gugur di daerah tersebut. Di wilayah Biak Kota yang terdapat Goa Jepang, yaitu goa yang dahulunya merupakan jalur penghubung antara daerah perbukitan dengan pesisir pantai. Di lokasi ini terdapat pula peralatan maupun persenjataan sisa PD II yang disimpan dalam museum setempat maupun museum Cendrawasih.

keindahan pantai bosnik....






pantai bosnik



pantai bosnik

      Pantai Bosnik salah satu objek wisata yang paling kesohor di Kabupaten Biak Numfor, bisa dikatakan tidak ada yang tidak pernah ke pantai ini bagi penduduk asli dan pendatang di Biak. Selain karena tempatnya yang relatif dekat dari pusat kota, pantai ini ternyata juga memiliki terumbu karang yang cantik. Bosnik dapat dijangkau sekitar 30 menit atau 17 KM dari pusat kota dibagian selatan pulau Biak menuju ke timur menyusuri garis pantai Biak, 

        Satu hal yang paling menarik dari pantai ini adalah keindahan terumbu karang di sekitar pantai. Bila laut sedang surut dan arus laut tidak terlalu kuat biasanya ikan-ikan tidak segan untuk bermain-main di sekitar terumbu karang. Secara alami, pemandangan yang disuguhkan pantai Bosnik memang indah untuk dinikmati.

        Pantai Bosnik tidak hanya di jadikan tempat wisata tetapi juga sering di jadikan tempat for wedding karena tempat dan suasananya yang bagus dan indah.
Masyarakat Biak sendiri sangat bangga memiliki Pantai Bosnik yang sering di datangkan oleh para wisatawan yang ingin berlibur di Pantai Bosnik, sehingga masyarakat yang tinggal di wilayah Kabupaten Biak Numfor sangat menjaga kebersihan di sekeliling Pantai Bosnik. 

keindahan tanah kelahiranku


Asal muasal nama kota kelahiranku......:)

         Kabupaten Biak Numfor terletak di Teluk Cenderawasih pada titik 0°21'-1°31' LS, 134°47'-136°48' BT dengan ketinggian 0 - 1.000 meter di atas permukaan laut.
     Kabupaten ini merupakan gugusan pulau yang berada di sebelah utara daratan Papua dan berseberangan langsung dengan Samudera Pasifik. Posisi ini menjadikan Kabupaten Biak Numfor sebagai salah satu tempat yang strategis dan penting untuk berhubungan dengan dunia luar terutama negara-negara di kawasan Pasifik, Australia atau Filipina. Letak geografis ini memberikan kenyataan bahwa posisinya sangat strategis untuk membangun kawasan industri, termasuk industri pariwisata.

Sejarahnya nama tempat kelahiranku

        Pada waktu pemerintah Belanda berkuasa di daerah Papua hingga awal tahun 1960-an nama yang dipakai untuk menamakan Kepulauan Biak-Numfor adalah Schouten Eilanden, menurut nama orang Eropa pertama berkebangsaan Belanda, yang mengunjungi daerah ini pada awal abad ke 17. Nama-nama lain yang sering dijumpai dalam laporan-laporan tua untuk penduduk dan daerah kepuluan ini adalah Numfor atau Wiak. Fonem w pada kata wiak sebenarnya berasal dari fonem v yang kemudian berubah menjadi b sehingga muncullah kata biak seperti yang digunakan sekarang. Dua nama terakhir itulah kemudian digabungkan menjadi satu nama yaitu Biak-Numfor, dengan tanda garis mendatar di antara dua kata itu sebagai tanda penghubung antara dua kata tersebut, yang dipakai secara resmi untuk menamakan daerah dan penduduk yang mendiami pulau-pulau yang terletak di sebelah utara Teluk Cenderawasih itu. Dalam percakapan sehari-hari orang hanya menggunakan nama Biak saja yang mengandung pengertian yang sama juga dengan yang disebutkan di atas
           Tentang asal-usul nama serta arti kata tersebut ada beberapa pendapat. Pertama ialah bahwa nama Biak yang berasal dari kata v`iak itu yang pada mulanya merupakan suatu kata yang dipakai untuk menamakan penduduk yang bertempat tinggal di daerah pedalaman pulau-pulau tersebut. Kata tersebut mengandung pengertian orang-orang yang tinggal di dalam hutan`,`orang-orang yang tidak pandai kelautan`, seperti misalnya tidak cakap menangkap ikan di laut, tidak pandai berlayar di laut dan menyeberangi lautan yang luas dan lain-lain. Nama tersebut diberikan oleh penduduk pesisir pulau-pulau itu yang memang mempunyai kemahiran tinggi dalam hal-hal kelautan. Sungguhpun nama tersebut pada mulanya mengandung pengertian menghina golongan penduduk tertentu, nama itulah kemudian diterima dan dipakai sebagai nama resmi untuk penduduk dan daerah tersebut.
          Pendapat lain, berasal dari keterangan ceritera lisan rakyat berupa mite, yang menceritakan bahwa nama itu berasal dari warga klen Burdam yang meninggalkan Pulau Biak akibat pertengkaran mereka dengan warga klen Mandowen. Menurut mite itu, warga klen Burdam memutuskan berangkat meninggalkan Pulau Warmambo (nama asli Pulau Biak) untuk menetap di suatu tempat yang letaknya jauh sehingga Pulau Warmambo hilang dari pandangan mata. Demikianlah mereka berangkat, tetapi setiap kali mereka menoleh ke belakang mereka melihat Pulau Warmambo nampak di atas permukaan laut. Keadaan ini menyebabkan mereka berkata, v`iak wer`, atau `v`iak`, artinya ia muncul lagi. Kata v`iak inilah yang kemudian dipakai oleh mereka yang pergi untuk menamakan Pulau Warmambo dan hingga sekarang nama itulah yang tetap dipakai.